Pages

Banner 468 x 60px

 

Senin, Januari 07, 2019

RAGAM DAN LARAS BAHASA

0 komentar

Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsibahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa dimaksudnya kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam laras bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.



2.   RAGAM BAHASA



Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasibahasa menurut pemakaiannya, topic yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium pembicaraannya. (2005:920). Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek (1) situasi yang dihadapi, (2) permasalahan yang hendak disampaikan, (3) latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan (4) medium atau sarana bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam bahasa tersebut lebih mengutamakan aspek situasi yang dihadapi dan aspek medium bahasa yang digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.



2.1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya

Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga bagian,yaitu ragam bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan berbagai jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi pemakaiannya. Misalnya, ragam bahsa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal,atau nonformal. Begitu juga laras bahasa manjemen diidentifikasikan sebagi ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Ragam bahasa formal memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi.

1. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kakutetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah dengan benar.

2. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.

3. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.

4. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten

5. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang

baku pada ragam bahasa lisan.







Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragamformal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut:

1. Pokok masalah yang sedang dibahas,

2. Hubungan antara pembicara dan pendengar,

3. Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,

4. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan

5. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.

Kelima pembedaan ragam baasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam bahasa formal dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan kata sapaan dankata ganti,misalnya:

Contoh : Saya dan gue/ogut

Anda dan lu/situ/ente

2. Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefix), akhiran (sufiks),

gabungan awalan dan akhiran (simulfiks), dan imbuhan terpisah

(konfiks).

 Misalnya:

       Awalan: menyapa – apaan

                                Mengopi – ngopi

       Akhiran: laporan – laporin

   Marahi – marahin

Simulfiks:

Misalnya :     menemukan------nemuin

   Menyerahkan-----nyerahin

Konfiks:

Misalnya :     Kesalaha-----------nyalahin

   Pembetulan-------betulin

(3) Penggunaan unsure fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam

bahasa nonformal, seperti sih, deh, dong,kok,lho, ya kale, gitu ya.

(4) Penghilangan unsure atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam

bahasa nonformal yang menganggu penyampaian suatu

pesan.Misalnya,

Penghilangan subjek: Kepada hadirin harap brdiri.

Penghilangan predkat: Laporan itu untuk pimpinan.

Penghilangan objek : RCTI melaporkan dariMedan.

Penghilangan pelengkap: Mereka berdiskusi dilantai II.



2.2. Ragam bahasa berdasarkan mediumnya

Berdasarkan mediumnya ragambahasa terdiriatas dua ragambahasa,yaitu

(1) ragam bahasa lisan

(2) ragam bahasa tulis.

Ragambahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan langsung oleh penuturnya kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan

ini ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya. Misalnya :

(a)Kucing/ makan tikus mati.

(b) Kucing makan//tikus mati.

(c) Kucing makan tikus/mati.

Ragam bahasa tulis adalah ragambahasa yang ditulis atau dicetak dengan

memerhatikan penempatan tanda baca dan ejaan secara benar.

Ragambahasa tulis dapat bersifat formal,semiformal, dan nonformal. Dalam penulisan makalah seminar dan skripsi,penulis harus menggunakan

ragambahasa formal sedangkan ragam bahasa semiformal digunakandalamperkuliahan dan ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secarainformal. Berikut ini didesjripsikan perbedaan dan persamaan antara bahasa lisan dan bahasa tulius dalam bentuk bagan.Penggunaan ragambahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan ilmiah harus berupaya pada :

(1) ragam bahasa formal,

(2) ragam bahasa tulis,

(3) ragam bahasa lisan ,

(4) laras bahasa ilmiah, dan

(5) berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.



3. LARAS BAHASA

Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya.Laras bahasa terkait langsung  dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga dikenallah laras bahasa ilmiah  dengan bagian sub-sub larasnya. Pembedaan diantara sub-sublaras bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari :

(1) penggunaan kosakata dan bentukan kata,

(2) penyusunan frasa,klausa, dan kalimat,

(3) penggunaan istilah

(4)pembentukan paragraph,

(5) penampilan halteknis,

(6) penampilan kekhasan dalam wacana.

Berdasrkan konsepsi laras bahasa tersebut,laras bahasa ekonomi mempunyai sub-sublaras bahasa manajemen, sublaras akuntansi,sublaras

asuransi, sublaras perpajakan, dll.

0 komentar:

Posting Komentar